Pondok pesantren yang sangat besar di tanah jawa timur yaitu Pondok Pesantren Waliyullah Syaichona Mochammad Cholil Rahmatulloh Alaihi sempat digegerkan dengan kejadian yang menimpa santre Pondok Pesantren Syaichona Mochammad Cholil yang keracunan.
Sebagian santri pondok Pesantren Syaichona Kholil yang dirawat di RSUD Syamrabu Bangkalan, kondisi kesehatannya berangsur-angsur membaik. Bahkan ratusan santri yang keracunan nasi bungkus ini sebagian sudah diperbolehkan pulang. Namun sebagian besar santri masih dirawat di Aula RSUD karena kondisi kesehatannya masih parah.
Banyaknya santri yang keracunan, membuat pihak RSUD Syamrabu menyatakan, kasus keracunan ratusan santri sebagai kejadian Luar Biasa (KLB) sehingga semua biaya pengobatan santri ditanggung oleh pemerintah setempat.
Pengasuh Ponpes Syachona Cholil bangkalan, KHR Nasich As-Schal saat mengunjungi santrinya di RSUD Bnagkalan mengharap agar Dinas kesehatan bangkalan bisa menemukan penyebab keracunan massal ini, serta berharap kejadian seperti ini tidak terulang kembali.
Dijelaskan Kiai Nasich, karenakasus keracunan santri itu sudah dinyatakan KLB, maka seluruh biaya pengobatan santri gratis. “Karena ini kasus luar biasa, sehingga dinas kesehatan yang bertanggung jawab. jadi semua santri tidak ditarik biaya,” kata Ra nasich sapaan akrabnya.
Dijelaskan Kiai Nasich, karenakasus keracunan santri itu sudah dinyatakan KLB, maka seluruh biaya pengobatan santri gratis. “Karena ini kasus luar biasa, sehingga dinas kesehatan yang bertanggung jawab. jadi semua santri tidak ditarik biaya,” kata Ra nasich sapaan akrabnya.
Dijelaskan dia, saat ini, banyak kondisi ksehatan santri yang sudah pulih kesehatannya. “Sebagian santri ada yang sudah sembuh dan kembali ke pondok, namun sebagian besar masih ada disini (RSUD Red),” tutur Ra Nasich.
Keracunan massal ini bermula setelah santri mengkonsumi nasi bungkusan, saat berlangsung kegiatan santri di dalam pondok, makanan yang dimasak sendiri oleh santri ini terdiri atas nasi putih, telor, mie dan daging. diduga salah satu dari bahan-bahan makanan itu mengandung racun. hinga kini ratusan santri masih dalam perawatan karena kondisi kesehatannya masih parah. (din/min)
Post a Comment